‘’Hai kau Kancil kurang ajar, tunggu aku. Akan aku gigit kau!’’
‘’Lah? Ko marah, bukannya kau sendiri yang ingin menggantikan ku menjadi menantu Pak Tani?’’ jawab si Kancil sambil berlari kencang.
‘’Tapi kau menipuku !’’
‘’Awas kau. Jika ku tangkap akan ku hajar !’’
‘’Hahaaa.. ! Tak mungkin bisa kau menangkapku !’’
Kancil memang bertubuh kecil tetapi otaknya sangat cerdas. Jika kancil terus berlari pasti si Ireng Anjing peliharaan Pak Tani bisa mengejarnya. Lalu Kancil bersembunyi di balik rumput yang belukar. Si Ireng terus mengejarnya dan ia tidak tahu bahwa si Kancil bersembunyi.
‘’Hahaaa.. dasar Anjing bodoh !’’
Cukup lama Kancil bersembunyi. Setelah ia merasa aman. Kancil keluar dari persembunyiannya.
‘’Kukira Anjing itu sudah berlari sangat jauh !’’
Kancil berjalan ke arah yang berbeda dengan Anjing. Hingga Kancil tiba di tepi sungai.
‘’Waahh. Bagaimana cara menyebrangnya. Sepertinya sungai ni sangat dalam.’’
Kancil mencari akal dan merenung sejenak. Akhirnya Kancil menemukan cara untuk menyebrangi suangai itu.
Dengan sekuat tenaga ia ia mendorong-dorong pohon pisang hingga satu persatu roboh. Kancil berpikir bahwa pohon pisang itu akan menolongnya. Kancil berpikir akan membuat rakit untuk menyebrangi sungai.
Ia rakit pohon pisang itu dengan rapi. Kancil meniru apa yang pernah dilakukan oleh anak-anak Petani. Dengan sekuat tenaga, akhirnya rakit itu jadi.
‘’Aduhhh… berat sekali.’’ Kancil mengeluh. Tenaganya sudah habis dan ia kelaparan. ‘’ Aku harus bisa mendapatkan makanan di seberang sana.’’
Tanpa ia sadari si Kancil. Seekor buaya besar yang memperhatikan dari belakang dan …. Hup ! dalam sekejap kaki Kancil di terkam sang Buaya.
‘’Aduuh Pak Buaya ! Tunggu sebentar..! kancil ketakutan.
‘’Tunggu apalagi Cil ? Perutku sangat lapar.’’
‘’Jangan khawatir Pak Buaya, aku tidak bisa melawanmu. Tapi saat ini aku pun sedang kelaparan. Jadi biarkan aku mencari makanan dulu.’’
Buaya langsung melepaskan gigitannya pada kaki Kancil.
‘’Jadi apa mau mu Cil?’’
‘’Temanmu banyakkan Pak Buaya?’’
‘’Yaa. Betul, banyak sekali Cil.”
‘’Tolong panggilkan mereka kesini !’’
Buaya segera memanggil teman-temannya. Dalam waktu singkat temen-temanya sudah berada di permukaan air.
‘’Salah satu dari kalian tolong antarkan aku ke seberang sana untuk mencari makanan agar tubuhku menjadi gendut dan cukup untuk di makan kalian semua.
‘’Cil.. kau jangan coba-coba menipu kami.’’
‘’Aku tidak berani menipu mu Pak Buaya.’’
‘’Baik. Aku akan mengantarkan mu ke seberang sungai. Disana banyak makanan.’’
Hati Kancil sangat senang. Sementara Pak Buaya punya rencana lain. Kancil segera naik ke punggung Pak Buaya untuk menyebrang.
‘’Waaah. Asik… ‘’Kata Kancil dengan sangat gembira.
Nikmatilah kegembiraan mu Cil. Karena sebentar lagi kau akan masuk ke dalam perutku.’’ Kata Pak Buaya dalam hati.
‘’ Ingat Cil jangan coba-coba menipuku.’’ Kata Pak Buaya sambil menunggu di pinggir sungai. Sementara Kancil mencari buah-buahan untuk di makan sepuasnya.
Tak lama kemudian Kancil muncul lagi dengan perut yang lebih gendut. Kancil sudah merasa kenyang .
‘’Pak Buaya berapa banyak temanmu?’’
‘’Sangat banyak Cil.’’
‘’Seberapa banyak? Hitung dong.’’
‘’Belum pernah aku hitung Cil.’’
‘’Terus bagaimana cara membagi dagingku nanti? Kau sendiri tidak tau berapa banyak temanmu.
‘’Baiklah. Aku akan menghitung jumlah kalian. Sekarang berbarislah dengan rapi hingga sebrang sana.’’
Para buaya berjajar rapi. Kancil melompat dari punggung buaya ke punggung yang lain sambil menghitung dengan keras hingga di seberang sungai. Begitu sampai di seberang sungai Kancil melambaikan tangannya.
‘’Pak Buaya. Terima Kasih sudah mengantarku ke sini dan selamat tinggal !’’
‘’Loh? Cil kau mau kemana ? Aku belum memakanmu !’’
‘’Hahaa.. Mau memakanku? Enak saja!’’ kata Kancil sambil berteriak.
‘’Dasar Kancil penipu. Kau tidak dapat dipercaya.’’ Kata Buaya yang sangat marah.
‘’Aku menipu hanya untuk menyelamatkan diri.’’
‘’Kancil kembaaalii… !’’ teriak Para Buaya.
Kancil terus berlari sangat kencang tanpa menghiraukan Para Buaya.
TAMAT